PANGKALPINANG LBC – Pantai Pasir Padi merupakan icon wisata kota pangkal pinang yang terletak tidak jauh dari pusat kota Pangkalpinang dan merupakan satu-satunya objek wisata pantai andalannya.
Namun, dengan adanya aktifitas kapal isap produksi (KIP) yang beroperasi di wilayah Pantai Sanfur, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) dan tambang laut lainnya dikhawatirkan akan berimbas buruk terhadap air di Pantai Pasir Padi.
Seperti diungkapkan Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Babel dari Daerah Pemilihan (Dapil) Pangkalpinang Dodi Kusdian mengatakan, perlu adanya pembahasan bersama antara kedua pemerintah daerah (Pemda) baik Pangkalpinang dan Bateng.
“Mungkin memang kawasan itu masuk dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP), namun harus melihat juga tata ruang dan tata wilayah (RTRW) nya, jangan sampai masyarakat dirugikan,” ungkap Dodi Kusdian ketika dihubungi via Whatsapp.
“Selain berimbas dengan objek wisata Pantai Pasir Padi, diketahui kawasan Sanfur itu juga merupakan wilayah aktifitas nelayan,” ujarnya.
Lanjutnya memang air, darat, laut dan udara itu dikelola oleh Negara untuk kepentingan rakyat, tapi jangan melupakan asas keadilan sosial yang selama ini terlihat begitu timpang di Babel.
“Jangan hanya melihat kepentingan pengusaha saja, tapi keadilan bagi masyarakat juga harus ada,” jelas Dodi.
“Ini harus jadi perhatian juga oleh pihak provinsi, difasilitasi duduk bersama-sama mencari solusinya demi kepentingan masyarakat dan daerah,” paparnya.
Politisi PKS ini juga memaparkan, disebabkan adanya aktifitas pertambangan di Perairan Sanfur dan sejumlah perairan di Kabupaten Bangka, maka hingga saat ini pengajuan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Bangka tidak terealisasi seperti di Pulau Belitung.