JAKARTA LBC – Ditengah ketidakpastian kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih serta ketakutan akan melambatnya pembangunan nasional dan daerah di masa depan. Terutama pasca hantaman badai Covid – 19, ditambah belum berakhirnya “Russo – Ukrainian War”, lalu diikuti oleh aksi buang dollar oleh sejumlah negara aliansi BRICS, Organisasi Shanghai dan ASEAN yang terkesan sistemik. Telah merembet dan mengalir jauh ke mana-mana. Tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bermunculan, dan diranah lokal Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sempat ikut mengalami kelesuan.
“Tetapi jangan terlalu terhanyut. Insya Allah, masih ada banyak ruang dan potensi peningkatan PAD. Selama kita mau berjuang bersama-sama untuk mewujudkannya,” Ucap Pimpinan DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Beliadi, S.IP.
Lanjut nya, pemasukan daerah masih di dominasi oleh pajak-pajak kendaraan bermotor sementara sektor lain belum optimal.
“Apalagi menjelang lebaran seperti sekarang ini, masyarakat kita pasti banyak yang membeli kendaraan baru sehingga mendatangkan pemasukan daerah melalui pajak. Tetapi jangan hanya terpaku disitu sementara sektor lain tidak dikejar.” Ungkap Bang Bel, usai melakukan kunjungan supervisi ke kantor pusat PT. Belitung Sand Mining, Jum’at (15/4).
Selama Kunjungan supervisi ekspor sumber daya alam dan potensi PAD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berasal dari ekspor berbagai komuditas SDA tersebut di dapatkan sejumlah laporan dan masukan terkait aktivitas perusahaan yang bermarkas di Sunter Agung Jakarta Tersebut.
Legislator asal Partai Gerindra ini mendorong perusahaan penyumbang pajak air permukaan ke PAD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini untuk terus menambah investasi dan berinovasi.
“Memang ada sedikit kelesuan dari sektor ekspor SDA dikarenakan kondisi global dan nasional. Oleh karena itu harus ada inovasi. Kita mendorong adanya pembangunan pelabuhan khusus yang sesuai dengan kondisi perairan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satunya adalah adanya terminal khusus labuh jangkar atau ship to ship.” urainya.
Kehadiran Terminal Khusus Labuh Jangkar (Ship to Ship) dengan sistem Mother Vessel ini diyakini akan menambah kontribusi bagi penghasilan daerah.
“Disamping itu, terminal tersebut juga bisa terus dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan untuk umum.” Tutup Beliadi.