PANGKALPINANG LBC — Politisi muda Dessy Ayutrisna menegaskan, kerukunan antar etnis dan kesetaraan gender harus tetap terjaga di Pangkalpinang sebagai sebuah identitas kuatnya rasa persaudaraan di Ibu Kota Kepulauan Bangka Belitung.
Dessy yang akrab disapa Cece Dessy menilai keberagaman etnis di Pangkalpinang adalah modal sosial yang besar. Sementara, peran perempuan tidak boleh dikesampingkan dalam pembangunan daerah.
Sebab, berdasarkan data resmi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Pangkalpinang, lebih dari setengah penduduknya, atau tercatat perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, yakni 123.771 (perempuan) dan 120.970 (laki-laki).
“Saya ingin suara etnis dan perempuan tidak hanya terdengar, tapi juga masuk dalam kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan bersama,” ujarnya, Senin (25/8/2025).
Pengalamannya sebagai Legislator, dan aktif sebagai Ketua TP PKK Pangkalpinang dalam menjalankan peran sosial saat mendampingi sang suami, Irwansyah kala menjabat Wali Kota Pangkalpinang (2013-2018), membuatnya paham pentingnya suara kedua kelompok ini, yang harus difasilitasi di ruang-ruang kebijakan.
“Pengalaman saya di parlemen mengajarkan bahwa keberanian menyuarakan aspirasi harus dibarengi kemampuan memperjuangkannya di jalur kebijakan,” kata Cece Dessy.
Menurutnya, perempuan memiliki perspektif yang lebih dekat dengan isu-isu keseharian masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga. Sementara itu, keberagaman etnis harus menjadi kekuatan untuk merajut persatuan dan memperkuat identitas kota.
“Saya percaya, ketika semua lapisan masyarakat merasa terwakili, kebijakan yang lahir akan lebih adil dan dirasakan manfaatnya,” katanya.