Perkebunan Sawit Ilegal Merusak Kawasan Hulu Sungai Kemis Desa Pergam Dan Desa Serdang

BANGKA SELATAN LBC – Kawasan hulu Sungai Kemis, yang menjadi sumber air utama irigasi persawahan di Desa Pergam dan Desa Serdang, Kabupaten Bangka Selatan, saat ini tengah dirambah secara besar-besaran untuk perkebunan sawit ilegal.

 

Aktivitas pembalakan ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dan dikhawatirkan akan berdampak serius terhadap pasokan air untuk lahan pertanian.

 

Sandi, pengurus irigasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Desa Pergam, mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan dengan anggota DPR RI Hj. Melati Erzaldi di Rosman Djohan Institut, Pangkalpinang, Jumat (26/9/2025).

 

“Walaupun kondisi irigasi saat ini belum maksimal, sawah di Desa Pergam dan Serdang masih bisa ditanami dua kali dalam setahun. Tapi kalau perambahan ini terus berlanjut, debit air yang mengalir ke sawah akan terganggu,” ujar Sandi kepada Mediaqu.id, Senin (29/9/2025).

 

Menurutnya, masyarakat tidak tinggal diam terhadap ancaman tersebut. Mereka telah beberapa kali menyampaikan persoalan ini kepada kepala desa dan melakukan audiensi ke DPRD Bangka Selatan.

 

Puncaknya, pekan lalu masyarakat bersama DPRD Bangka Selatan melaporkan aktivitas perambahan tersebut langsung ke Kementerian Pertanian serta Kementerian ATR/BPN di tingkat pusat.

 

“Harapan kami jelas, aktivitas pembalakan hutan di hulu Sungai Kemis segera dihentikan. Ini menyangkut masa depan sawah kami dan keberlangsungan pertanian di desa,” tegasnya.

 

Sandi menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber air, terutama saat pemerintah tengah mendorong program ketahanan pangan nasional.

 

Ia mengingatkan bahwa berbagai bantuan pemerintah, baik infrastruktur maupun alat dan mesin pertanian, tidak akan optimal jika jaringan irigasi dan daerah aliran sungai (DAS) mengalami kerusakan.

 

“Kami sudah berupaya melapor dan mengawal masalah ini. Tinggal bagaimana instansi terkait bisa menindaklanjuti secara cepat,” tambahnya.

 

Diberitakan sebelumnya, pimpinan DPRD Kabupaten Bangka Selatan bersama perwakilan masyarakat, kepala desa, dan aliansi petani melakukan konsultasi dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Lahan dan Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian RI di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

 

Pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Bangka Selatan. Rombongan menyampaikan sejumlah persoalan krusial pertanian, mulai dari irigasi, ketersediaan sumber air baku, hingga penyelamatan lahan produktif.

 

“Kami berharap masalah sawah di Basel, baik terkait irigasi, sumber air baku, maupun lahan, bisa terselesaikan. Selain itu, kami ingin program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo berjalan sebagaimana mestinya,” kata Wakil Ketua II DPRD Bangka Selatan, Rusi Sartono kepada Mediaqu.id, Rabu (24/9/2025).

 

Pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Bangka Selatan. Rombongan menyampaikan sejumlah persoalan krusial pertanian, mulai dari irigasi, ketersediaan sumber air baku, hingga penyelamatan lahan produktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *