Tambang Ilegal Laut Tembelok Antara Harapan Masyarakat dan Mafia Timah

BANGKABARAT LBC — Perairan Tembelok di Kecamatan Mentok Kabupaten Bangka Barat mulai bergejolak lagi.

 

Perairan ini yang sejatinya tidak memiliki izin untuk ditambang, tapi tetap ditambang oleh Bos Tambang yang berlindung dibalik nama masyarakat.

 

Sejak dua tahun lalu, aktivitas tambang di Perairan Tembelok ini bagaikan bara api, ditambang lalu ditutup, ditambang lagi lalu ditutup lagi.

 

Pasalnya, tidak ada dasar hukum yang bisa dipakai untuk beraktivitas di Perairan Tembelok ini.

 

Tinggal aparat penegak hukum (APH) masih mau atau tidak menegakan hukum di wilayah Peraitan Tembelok dan Keranggan tersebut.

 

Setelah beberapa bulan vakum, sepekan terakhir ini aktivitas penambangan di Perairan Tembelok kembali menggeliat.

 

Namun, dibalik harapan masyarakat akan adanya sumber penghidupan baru, tersimpan sejumlah permasalahan yang belum terselesaikan hingga berita ini diterbitkan.

 

Seorang penambang yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kepada media ini, Sabtu (19/9/2025) tentang dilema yang mereka hadapi.

 

“Tambang ini memang dibuka atas aspirasi masyarakat, dan memang tidak ada yang mengizinkan. Tapi kontrol di lapangan sangat minim,” ujarnya.

 

Keluhan utama para penambang adalah keberadaan preman yang mengganggu aktivitas mereka.

 

Para preman ini, yang dikenal sebagai “penyanting,” kerap kali memeras para penambang yang bekerja di ponton-ponton yang sedang beraktivitas.

 

Kondisi ini tidak hanya meresahkan, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan kerja.

 

“Kami takut, ponton ini sudah terlalu padat. Kalau ada apa-apa, bisa celaka semua orang yang ada di ponton,” lanjut penambang tersebut.

 

Selain masalah premanisme, para penambang juga mengeluhkan tentang pembagian hasil yang tidak adil.

 

Menurut pengakuan mereka, panitia penambangan hanya mengambil 25% dari hasil, sementara sisanya dijual bebas.

 

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan tambang.

 

Kembalinya aktivitas penambangan di Laut Tembelok ini menjadi sorotan penting.

 

Di satu sisi, ada harapan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.

 

Namun, di sisi lain, masalah premanisme dan transparansi pengelolaan tambang harus segera diatasi agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari.

 

Tembelok ya Tembelok, kisahmu selalu menyayat hati dan perasaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *